Abaikan Koordinasi, Proyek Jalan dan Drainase Buat Masalah

By Redaksi - Saturday, 19 November 2022

Pematangsiantar - Kasat Lantas Polres Pematangsianțar, AKP Regina Lumban Gaol mengingatkan dinas terkait, seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar memperhatikan lalu lintas dan kepentingan masyarakat umum dalam setiap pekerjaan proyek.

Apa yang diutarakan AKP Regina Lumban Gaol tidak lepas dari keluhan masyarakat. Disamping itu, pihak Sat Lantas Polres Pematangsianțar kerap kewalahan mengatasi macet yang cukup parah akibat penutup akses jalan-jalan utama.

Dalam rangka mengatasi masalah-masalah di lapangan, seperti yang terjadi di Jalan Sudirman yang tutup total karena pembongkaran drainase, Kasat Lantas Polres Pematangsianțar meminta Dinas PUPR membangun komunikasi dengan pihak-pihak terkait.

"Menganggu arus lalu lintas, sebaiknya pengerjaan proyek-proyek di jalan utama yang berpotensi mengakibatkan kemacetan sebaiknya kordinasi dengan Dishub dan kita sehingga bisa kita antisipasi bersama," ujarnya, Jumat (18/11/2022).

Selain koordinasi yang intens, dalam pengerjaan pembangunan jalan ataupun drainase, pemborong diminta melengkapi rambu-rambu lalu lintas sehingga masyarakat bisa mengetahuinya untuk mencari jalan alternatif lainnya.

"Saya sudah sampaikan ke dinas terkait agar diberi petunjuk-petunjuk pengalihan lalu Lintas selama pengerjaan," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, warga mengeluh atas pekerjaan sejumlah proyek yang ada di Kota Pematangsianțar lantaran pemborong kerap mengerjakannya tanpa memperdulikan aktivitas masyarakat sekitarnya.

"Kita mengeluh karena material proyek juga asal-asalan. Begitu dikorek kadang dibiarkan berlama-lama. Jadi kita masyarakat sangat disusahkan. Kita senang ada pembangunan karena itu berguna untuk masyarakat juga. Tapi maunya diperhatikanlah warga" kata Rudolf Marbun.

Warga lain mengakui bahwa dalam pelaksanaan proyek tentu kenyamanan warga terganggu. Namun persoalan di lapangan kadang berlebihan karena pemborong bekerja semrawut. Bekerja hanya mementingkan keuntungan semata.

"Contohnya galian tanahnya, kan bisa langsung dibuang sebagian biar tidak terlalu mengganggu. Tapi nyatanya kan pemborong cuek aja. Sampai-sampai tanah galian itu buat becek," kata Dorin Sidabalok.