Bangun Tanah Kelahiran, Perantau Asal Desa Sigapiton Bentuk Lembaga

By Redaksi - Sunday, 26 September 2021
Foto istimewa
Foto istimewa

Toba - Dalam rangka mewujudkan semangat dalam membangun tanah kelahiran, para perantau yang berasal dari Desa Sigapiton Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir menyatukan persepsi. Langkah awal mereka membentuk Lembaga Anak Rantau Sigapiton (LARAS).

Ketua umum Laras, Sarudin Gultom didampingi Ketua I, Drs Mollen Gultom dalam rapat perdana mengatakan, salah satu yang menjadi perhatian mereka adalah mengawasi pembangunan yang digalakkan di Desa Sigapiton dalam hal ini oleh Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT).

BPODT, kata Sarudin Gultom, sudah menimbulkan konflik bagi masyarakat Sigapiton, di mana saat ini warga dizolimi, bahkan lewat pengaduan BPODT di Polres Toba, sudah ada warga yang ditetapkan tersangka.

Pada perkara lain, areal Desa Sigapiton sudah menyempit karena sudah digarap pihak Kehutanan, dalilnya adalah diklaim bahwa lahan di sana milik pemerintah. Padahal pada hakekat lahan itu adalah ladang masyarakat.

"Untuk itu kita ingin menyatukan persepsi dalam dalam hal menyambut pembangunan yang saat ini sudah dilaksanakan di Desa Sigapiton,"ujarnya saat rapat di Rumah Sarudin Gultom Jalan Parapat (Balata) Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun, Sabtu (25/9).

Lebih lanjut Sarudin yang juga anggota DPRD Kabupaten Simalungun mengharapkan agar seluruh perantau asal Sigapiton untuk ikut bergabung di dalam LARAS karena dalam waktu dekat yakni pertengahan bulan Oktober akan dilaksanakan deklarasi di Desa Sigapiton,

"Kita berharap seluruh perantau asal Sigapiton untuk bergabung karena kita akan segera deklarasi di Sigapiton," pungkasnya.

Adapun pengurus LARAS lainnya antara lain, Kostan Sitinjak selaku ketua II, Mangatas Togi Butarbutar sebagai ketua III. Kemudian, Sekretaris Umum Gulsin Sijabat SPd, wakil sekretaris Jornalen Gultom dan bendahara Bevin Butarbutar. Sedangkan penasehat Anton Butarbutar, Bahastan Sitinjak, Kalisman Gultom, Junter Silalahi.

Kategori