Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa SMP Trauma Masuk Sekolah

By Redaksi - Thursday, 14 July 2022

Sibolga - Citra Pendidikan di Kota Sibolga tercoreng dengan adanya kasus perundungan antar siswa yang terjadi di salah satu SMP Negeri Kota Sibolga. Korbannya adalah PPS (13), siswa Kelas VII di sekolah tersebut.

PPS mengalami kekerasan verbal dan fisik dari beberapa orang kakak kelasnya di lingkungan sekolah pada hari pertama masuk sekolah, Senin (11/6/2022).

"Aku kan mau memesan mi (di kantin sekolah saat jam istirahat). Datang dia (adik dari salah seorang pelaku perundungan), dimakinya aku, ditendangnya juga aku. Tapi, aku diam saja. Setelah itu, aku dikeroyok abang kelas, lima orang di lapangan sekolah," kata PPS ke wartawan aaat berad si rumah orangtuanya  Dusun II, Desa Mela I, Kabupaten Tapanuli Tengah, Rabu (13/6/2022) pagi.

PPS mengaku mengenal salah satu dari pelaku." Satu orang aku kenal. Mereka kelas VIII. Waktu itu ada abang kelas yang lain datang membantuku. Tapi, dia juga kena keroyok," tambahnya.

Menurut PPS, peristiwa itu telah dilaporkannya kepada Guru Kesiswaan. Namun, kejadian pengeroyokan kembali dialaminya dari orang yang sama saat pulang sekolah.

"Guru bilang, bawa besok orangtuamu ke sekolah. Kau juga (siswa lain korban pengeroyokan). Itu kata bu guru di kantor sekolah. Setelah itu, di luar sekolah, simpang Pintu Angin ada juga dikeroyok orang itu aku," ungkapnya.

PPS hingga kini masih menderita luka memar dan lebam di wajahnya mengaku trauma dan takut untuk kembali bersekolah.

"Aku gak berani datang ke sekolah itu, takut," ucapnya.

Lentina Simanjuntak, ibu PPS menyesalkan sikap pihak sekolah yang dinilainya lambat menangani perkara menimpa putranya.

"Kemarin (12/6), sudah datang aku ke sekolah menemui guru. Saya diterima ibu Pardosi di ruang guru. Kata ibu Pardosi belum datang orang tua anak (pelaku pengeroyokan) itu. Jadi, saya tanya, gimana (penanganan kasus pemukulan) ini bu, tunggulah dulu bu, sudah dilayangkan surat panggilan ke orang tua (pelaku pengroyokan). Nantilah, kalau datang," tutur Lentina sambil menangis menceritakan kondisi anaknya saat pertama dikeroyok.

Guru Bidang Kesiswaan SMP Negeri 4 Sibolga, Rita Megawati Pardosi, yang diminta konfirmasi membenarkan peristiwa tersebut.

Ia mengatakan, pihaknya hingga kini masih menunggu kesediaan orang tua siswa pelaku pengeroyokan untuk memenuhi surat panggilan dari sekolah.

"Intinya, persoalan itu bukan tidak kami selesaikan, kami selesaikan. Tapi orang tua siswa yang melakukan pemukulan itu tidak datang sampai sekarang. Bagaimana kami mau melanjutkannya. Dan, siswa (pelaku pengeroyokan) itu pun sampai sekarang tidak muncul ke sekolah. Malah, surat panggilan yang kedua akan dikirim," kata Rita, di ruang guru meski sempat menolak memberikan keterangan kepada sejumlah awak media.

Ketika ditanya, apakah pihak sekolah melakukan pendekatan terhadap siswa korban perundungan, dan mendatangi langsung keluarga pelaku perundungan, pihak sekolah mengaku belum ada waktu.

"Kejadian kan masih baru, seninnya kejadian, jadi kami belum ada mendatangi korban. untuk pelaku pun kami mengirim surat saja, karen itu sesuai prosedur sekolah," ucap salah seorang guru yang mengaku wakil kepala sekolah.(Job )

Kategori