Dituduh Curi Ponsel, Siswa SD Diduga Dianiaya Oknum TNI

By Redaksi - Sunday, 22 August 2021
Foto istimewa
Foto istimewa

Kupang - Penganiayaan yang dilakukan oknum TNI terhadap seorang siswa SD di Kelurahan Metina, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi perhatian khusus bagi Komandan Kodim/1627 Rote Ndao, Letnan Kolonel Inf Educ.

Ia berjanji, jika tindakan anggotanya benar maka proses hukum akan dilakukan dengan tegas. Kini Educ telah berkoordinasi dengan penyidik Detasemen Polisi Militer (Denpom) Kupang agar persoalan ini dapat terungkap.

Selaku Dandim, Educ mengaku bertanggung jawab dengan persoalan itu dan harus menjadi pelajaran agar kejadian serupa tak terulang. "Kami sudah berkoordinasi dengan Denpom dalam hal ini Kupang, untuk menindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku di militer," katanya, Sabtu (21/8/2021). 

Sebelumya santer kabar terkait dugaan penganiayaan kepada anak SD berusia 13 tahun, yang dilakukan seorang anggota TNI yang bertugas di Kodim/1627 Rote Ndao. Kejadian pada Kamis (19/8/2021) tersebut membuat anak bernama Petrus Seuk tersebut pingsan sehingga harus dirawat di RSUD Baa.

Menurut ayah korban, Joni Seuk, peristiwa berawal saat anaknya dijemput seorang oknum anggota TNI berinisial AOK dan rekannya berinisial B dari rumah mereka, Kamis malam sekitar pukul 19:00 Wita. Korban dijemput untuk dibawa ke rumah B karena dituduh mencuri ponsel milik AOK. Kemudian korban dapat kesempatan untuk pulang.

Berselang satu hari, Jumat (20/8/2021) sekitar pukul 19.00 malam, AOK bersama beberapa rekannya kembali datang. Hal itu membuat Petrus ketakutan dan bersembunyi di dalam lemari namun ketahuan. Korban pun kembali dibawa.

Kuatir dengan penjemputan itu, Joni dan istrinya menyusul untuk melihat kondisi anaknya. Namun, setibanya di rumah B, anak tersebut sudah tidak berdaya diduga akibat penganiayaan. Mulut anaknya berdarah. Hanya saja kedua orang tua Petrus tidak berani membela dan saat itu juga memilih pulang.

Tengah malam, Petrus diantar pulang AOK ketika diduga sudah mengaku mengambil ponsel karena tak tahan dianiaya. Pada saat tiba, korban dalam kondisi telanjang.

"Anak kami terpaksa mengaku bahwa dia yang ambil handphone, karena sudah tidak tahan dengan penganiayaan itu. Sampai di rumah anak kami bingung mau ambil handphone dimana karena bukan dia yang ambil," ujar ibu korban.

Akibat penganiayaan itu, korban sempat pingsan dan mengalami trauma. Pasangan suami istri tersebut kemudian membawa korban ke rumah sakit.