Harga Cabai dan Mobil Naik Timbulkan Inflasi di Siantar

By Redaksi - Tuesday, 05 July 2022

Pematangsiantar - Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Kota Pematangsiantar periode Juni 2022 mengalami inflasi sebesar 1,36% atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 5,7% (yoy). Catatan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi periode Mei 2022 sebesar 0,62% (mtm).

Tekanan inflasi pada periode Juni 2022 disebabkan oleh peningkatan harga cabai merah, bawang merah dan mobil. Harga cabai merah naik sebesar 202,51% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 1,14%.
Sementara harga bawang merah dan mobil masing-masing naik sebesar 6,75% (mtm) dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,32% dan 0,16%.

Kenaikan harga cabai merah di Bulan Juni tidak terlepas dari pengaruh gagal panen yang terjadi di beberapa sentra produksi nasional sehingga sebagian pasokan dari komoditas cabai merah di Simalungun dan sentra produksi Sumut lainnya tidak hanya didistribusi ke Pematangsiantar namun juga harus memenuhi permintaan Medan dan wilayah lainnya.

Kelangkaan pupuk bersubsidi dan tingginya curah hujan juga masih menjadi kendala penyebab penurunan tingnkat produksi cabai merah. Selain itu, kondisi di Kabupateb Simalungun sebagai salah satu sentra produksi cabai merah juga sedang menjalani akhir masa panen cabai sehingga sisa pasokan cabai sendang menipis.

Kenaikan harga bawang merah juga tidak terlepas dari tingginya curah hujan sehingga banyak sentral-sentral produksi bawang merah di Jawa mengalami gagal panen dan penyebab menipisnya pasokan bawang merah. Sementara kenaikan harga mobil dipengaruhi oleh pengangguran relaksasi PPnBM mobil LGCC. Tekanan inflasi lebih lanjut tertahan oelh turunnya harga komoditas daging ayam ras dan sawi hijau.

Harga daging ayam ras turun sebesar -19,45% (mtm) dengan andil deflasi sebesar -0,23% (mtm). Sementara harga sawi hijau turun sebesar -26,89% (mtm) dengan andil deflasi sebesar -0,06%. Penurunan daging ayam ras dipengaruhi oleh membaiknya pasokan daging ayam ra dari Lubuk Pakam dan peterakan lokal di Siantar. Sementara penurunan harga sawi hijau tidak terlepas dari masih terkedalinya pasokan dari petani.

Berdasarkan kelompok pengeluaran kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 3,09% dengan andil inflasi sebesar 1,20%, disusul oleh kelompok transportasi yang mengalami inflasi sebesar 1,31% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,16%. Berdasarkan disagregasi inflasi, semua kelompok tercatat mengalami inflasi dimana kelompok volatile food memiliki andil inflasi tertinggi sebesar 1,15% dengan realisasi inflasi sebesar 4,43% (mtm).

Sementara kelompok inflasi inti dan administered price masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,24% (mtm) dan 0,25% (mtm) dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,13% dan 0,05%. Secara tahunan, inflasi bulan Juni 2022 disumbang oleh kelompok volatile food yang mengalami inflasi sebesar 12,69% (yoy) dengan andil inflasi sebesar 3,16% disusul olh inflasi inti dan administered price sebesar 3,43% (yoy) dan 3,28% (yoy) dengan andil inflasi masing-masing sebesar 1,82% dan 0,72%.

Dalam upaya untuk mengendalikan inflasi di bulan Julni 2022 tahun 2022, TPID Kabupaten/Kota di Wilayah kerja KPw BI Pematangsiantar telah melaksanakan beberapa program, yakni siidak pasar oleh Satgas Pangan Kota Pematangsiantar ke pasar tradisional, pasar modern dan distribusi komoditas utama. Kemudian, monitoring harga komoditas melalui PIHPS maupun harga Diskoperindag.

Sedangkan rencana pengendalian inflasi di wilkes KPw BI Pematangsiantar adalah melakukan pelaksanaan HLM di Kabupaten Simalungun dan Kota Tanjung Balai dalam rangka memperkuat program-program ketahanan pangan di daerah serta evaluasi perjalanan roadman TPID daerah dan akan dilakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga cabai merah.

Kategori