HUT Bhayangkara ke 76 Tahun, Kinerja Polres Siantar dan Simalungun "Loyo"

By Redaksi - Thursday, 07 July 2022

Pematangsiantar - Pada tahun 2022 ini, Institusi Kepolisian Republik Indonesia genap berusia 76 tahun. Di usia yang cukup tua itu, pelayanan polisi di bawah komando Kapolri Listiyo Sigit dinilai belum maksimal alias "loyo". Tidak sedikit harapan masyarakat belum tercapai.

Melihat keadaan ini, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pematangsiantar, Surati berharap jajaran kepolisian khususnya Polres Siantar dan Simalungun terus membenahi diri untuk menjaga dan menjami keamanan masyarakat.

"Polisi itu merupakan profesi yang harus mengabdi dan melayani masyarakat. Namun sejauh ini kinerja polisi di Pematangsiantar dan di Simalungun masih kita pertanyakan," ujarnya, Rabu (6/7/2022).

Surati yang akrab disapa Atik itu, memaparkan masalah di atas dilandasi sejumlah keresahan yang terjadi di tengah masyarakat, salah satunya adalah maraknya peredaran narkoba di Kota Pematangsiantar.

"Maraknya narkoba terbukti dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPR RI dengan Kapolri. Dalam rapat terungkap maraknya narkoba dari gang ke gang di Pematangsiantar beberapa waktu lalu. Di mana sejak RDP tersebut belum ada bandar narkoba besar yang ditangkap," kata Surati.

Tak lupa, Ketua PWI Pematangsiantar ini juga menyampaikan masalah keamanan dan ketertiban yang masih jauh dari harapan.
"Termasuk soal balap liar di Jalan Merdeka, warga dan pengendara resah. Belum lagi aksi begal yang terekam CCTV dan viral beberapa waktu lalu," paparnya

Pada sisi lain, kata Atik, masyarakat sangat banyak berharap kepada Kapolres Pematangsiantar AKBP Fernando, khususnya dalam hal pemberantasan korupsi. Sebab Fernando merupakan mantan penyidik KPK.

"Kapolres kan katanya dari KPK sebelumya, tapi tak ada kasus korupsi yang diangkat. Contohnya kasus pembangunan Ringroad dan Tugu Sangnaualuh. Ini semua masih mengambang dan sejauh ini belum ada kita tahu perkara korupsi yang sedang diproses" ucapnya.

Selain memberikan kritik, Atik tak lupa mengapresiasi kinerja Polres Pematangsiantar karena mampu menghentikan gelper di Kota Pematangsiantar.

Senada diutarakan Ketua PWI Simalungun, Hasuna Damanik. Ia melihat masalah yang ada di wilayah hukum Polres Simalungun tidak jauh berbeda dengan Polres Pematangsiantar.

"Untuk Simalungun, kurang lebih sama dengan Pematangsiantar, maraknya narkoba plus judi," terang Hasuna Damanik.
Ia berharap kepolisian lebih profesional lagi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai motto Presisi yang digaungkan.

Pada kesempatan ini, Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Siantar-Simalungun, Rivay Bakkara menilai bahwa saat ini polisi memang sedang berbenah. Namun ia berharap pembenahan yang dilakukan mestinya berimbang antara pelayanan masyarakatnya dengan pencitraan.

"Polisi janganlah anti dengan pemberitaan ketika ada keluhan masyarakat dan kritik yang membangun. Buruk muka jangan cermin dipecah, mari berbenah. Setiap lembaga maupun institusi memang tak luput dari kekurangan. Kita perbaiki lah, bukan sibuk mencari pembenaran dan mengaburkan kebenaran," terangnya.

Dari sisi siber, ia mengatakan bahwa kejahatan di dunia maya masih marak dan belum dapat diatasi kepolisian. "Kalau kita mau jujur, secara umum kinerja masih lemah. Salah satu contoh nyata ya judi online, masih marak bahkan dipromosikan terang terangan dan terbuka di media sosial," katanya.