Krisis Lahan TPA, Sampah Bertumpuk di Bahu Jalan

By Redaksi - Friday, 19 February 2021

Pematangsiantar, Kabarnas.com - Kondisi lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah milik Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar yang berada di Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba semakin krisis atau minim. Luas yang bisa dimanfaat sekarang ini hanya 2 hektar dan kondisinya sulit dilalui armada, bahkan alat berat berupa eskavator.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dedy Tunasto Setiawan mengakui, bahwa tumpukan sampah sekarang ini berada dekat jalan umum. Faktornya, sampah sulit didorong ke sisi TPA paling dalam. Sementara alat yang paling efektif dipergunakan hanya eskavator.

"Kita tidak punya eskavator untuk menata tumpukan sampah. Kita tidak punya alat itu. Kita hanya punya bulldozer. Tapi sangat terbatas mendorong sampah ke dalam karena sampah yang akan dilalui tidak padat. Bulldozer malah masuk ke dalam kayak kena lumpur," katanya, Jumat (19/2/2021).

Untuk mengatasi tumpukan sampah yang ada saat ini, harapan Dedy adalah tidak turun hujan sehingga jalur yang akan dilalui eskavator lebih padat. "Mudah-mudahan dalam dua minggu ini tidak hujan biar masuk alat berat," jelasnya dengan menegaskan bahwa sekarang ini lahan dipergunakan di TPA hanya 2 hektar.

Mengingat kondisi itu, Dedy mengaku sudah mempersiapkan lahan dengan memintanya dari pihak kementerian BUMN. "Lahan kita siap di Gurilla sekitar 7,6 hektar. Sudah di survei tim kota dan eks PTPN. Dan pihak PTPN sendiri sudah oke melepaskan lahannya. Mereka mau karena jelas kegunaannya," terangnya.

Ada pun pengelolahan lahan seluas 7,6 hektar itu sendiri sudah disiapkan secara matang sehingga usia TPA bisa lebih lama dan lebih bermanfaat dikemudian hari. "Di sana akan kita siapkan ekowisata dan untuk tempat jualan dan sekitar 1 hektar untuk pengembangan energi dan pembakaran sampah," ucapnya dengan menambahkan bahwa di dekat TPA akan ada TPU dan sarana untuk ringroad.

TPA seluas 7,6 hektar itu, kata Dedy, kelak akan didesain berupa blok sel atau bungker sehingga menghasilkan gas metan dan lainnya. Pihaknya akan menanam pipa saluran gas. "Energi berupa listrik yang dihasilkan bisa kita gunakan untuk kebutuhan di sekitar lahan, termasuk untuk kantor. Kita akan gali juga lahan itu sedalam 6 meter sehingga sampah kita masukkan ke dalam dan setelah penuh kita tutup lagi," ujarnya.