Ponsel Bebas di Lapas, Kinerja Pejabatnya Dipertanyakan

By Redaksi - Saturday, 10 April 2021
Foto
Foto

Simalungun, Kabarnas.com - Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIA Pematangsiantar, yang berdiri di wilayah Kabupaten Simalungun, tepatnya Jalan Asahan KM 7, Kecamatan Siantar diharapkan berbenah sehingga bisa menjadikan Lapas yang benar-benar bertujuan membina warga yang sedang menjalani hukuman. Hal ini disampaikan praktisi hukum Miduk Panjaitan.

Apa yang disampaikan Miduk Panjaitan tidak lepas dari ditemukannya 14 unit ponsel, 2 unit charger dan senjata tajam 5 buah dari dalam Lapas saat razia digelar pihak Lapas bersama BNN Pematangsiantar dan Polres Simalungun, Selasa (6/4/2021).

Bagi Miduk Panjaitan, hal-hal di atas justru memunculkan tanda tanya tentang semangat jajaran Lapas dalam menjalankan tugasnya. Jelas suatu kecerobohan dalam melaksanakan tugas. "Ini sebuah preseden buruk bagi Lapas maupun Rutan, semua harus ditertibkan, terutama narkoba," terangnya, Jumat (9/4/2021) melihat fonemena yang ada.

Miduk Panjaitan mengakui, sebagai pengacara yang mendampingi kliennya, dirinya sudah pernah berkunjung ke Lapas Pematangsiantar. Semua proses dijalani, yaitu pemeriksaan yang ketat. "Makanya berbanding terbalik rasanya jika kita mendapatkan informasi, saat razia malah ditemukan benda-benda tajam," ucapnya.

Jika benda tajam dan ponsel banyak ditemukan di Lapas, Miduk Panjaitan malah ragu pencegahan narkoba dapat dilakukan dengan maksimal. "Benda tajam yang sulit disembunyikan pas saat masuk bisa lolos, konon dengan narkoba yang begitu mudahnya disembunyikan," ujarnya.

Ponsel bagi warga binaan, dikuatirkan jadi alat untuk mengendalikan narkoba. "Kita sering dengar, bahwa narkoba dikendalikan dari Lapas. Tentu kita bisa saja yakin itu terjadi jika melihat adanya ponsel dirazia. Artinya, itu rentan dipakai untul berbisnis dari dalam," tutupnya.

Sementara Kalapas Pematangsiantar, Fernando Sianturi melalui Humas Lapas, Daniel Tindaon mengatakan bahwa hasil razia itu akan didalami dan pihaknya akan melakukan evaluasi dalam perbaikan kinerja. Namun soal temuan itu, menurut Daniel, tidak lepas dari keterbatasan sarana dan prasarana.

"Namun untuk pencegahannya tetap kita lakukan pemeriksaan dan penggeledahan bagi siapa pun yang akan masuk ke dalam Lapas, baik badan maupun barang-barang bawaannya, baik petugas Lapas, tamu dinas (kejaksaan, pengadilan, polri dll) bahkan petugas koperasi kantin dan rekanan bahan makanan," ucapnya.