PTPN IV Tonduhan Buka Suara Atas Tewasnya Anak SD Tersengat Listrik, Pangulu Harapkan Proses Hukum

By Redaksi - Tuesday, 25 June 2024
Sejumlah wartawan konfirmasi mengenai tewas anak SD ke pihak PTPN IV Tonduhan
Sejumlah wartawan konfirmasi mengenai tewas anak SD ke pihak PTPN IV Tonduhan

Simalungun - Pihak PTPN IV Tonduhan, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun, akhirnya buka suara atas meninggalnya anak SD Negeri 091518 Tonduhan. Namun respon pihak perusahaan milik negara tersebut disayangkan warga. Sebab warga tidak mendengar adanya santunan kepada keluarga korban.

Berkaitan meninggalnya anak SD yang diduga karena tersengat listrik yang berasal dari genset milik PTPN IV Tonduhan, Navia mewakili manajemen PTPN IV Tonduhan, menyampaikan rasa duka kepada ayah korban, Anggiat Siregar.

"Tentu tak ada perkataan yang mampu mengobati perasaan seorang ayah saat kehilangan anak untuk selama-lamanya. Kita hanya bisa berdoa semoga Tuhan YME menerima segala amal ibadah dan menempatkan almarhum ananda Diego Angga Septian Siregar di tempat sebaik-baiknya tempat di sisi-Nya," ujarnya, Selasa (25/6/24).

Navia malah menceritakan kepribadian ayah korban. "Anggiat Siregar merupakan pribadi yang tenang dan bersahaja. Kepribadian beliau membekas jelas di hati rekan-rekan sesama karyawan. Anggiat Siregar juga dikenal sebagai sosok pekerja keras dengan loyalitas tinggi. Ia adalah aset PTPN IV yang kini sedang bertransformasi menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia. Dukanya otomatis menjadi duka bagi kami semua. Semoga Tuhan YME memberi ketabahan dan mengganti setiap kehilangan dengan keberkahan demi keberkahan bagi keluarga," ujarnya lagi.

Selain itu, Navia tak lupa memberikan pandangannya terhadap korban masa hidupnya. "Selama hidup, almarhum Angga dikenal sebagai sosok yang riang dan perhatian terhadap adik-adiknya. Sebagaimana anak lelaki berusia 10 tahun, ia juga gemar bermain di lingkungan sekolah. Seperti hari itu, Jumat (21/6/2024) sekira pukul 10.30 WIB, Angga bersama temannya bermain di sekitar sekolah yang berbatasan dengan kantor Kebun Tonduhan pada jam istirahat," katanya.

Sementara mengenai itu, Pangulu Nagori Tonduhan Beriman Sinaga mengatakan, peristiwa yang menimbulkan hilangnya nyawa seseorang mesti dikaji. Ia berharap kepolisian menelusuri kasus tersebut dan harus ada pihak yang bertanggung jawab.

"Apa tanggung jawab pihak perkebunan PTPN IV Unit Tonduhan atas tewasnya anak didik SD di sebabkan listrik milik kebun. Janganlah hanya turut berduka kepada keluarga korban, tetapi dibuat penyelesaian yang akurat dari pihak kebun karena sudah diketahui kerja hukum pengacara yang peduli terhadap insiden ini," ucapnya.

Berita sebelumnya, anak SD tewas setelah memegang kawat duri yang dialiri listrik. Teman korban pertama kali melihat peristiwa itu, langsung memberitahukan kepada guru. Tak lama kemudian disampaikan kepada pihak perkebunan.

Untuk menyelamatkan korban, warga menekan kawat menggunakan sepatu bot. Sesudah itu, sebagai upaya menyelamatkan, warga menempelkan pasir ke tubuh korban. Lalu membawanya ke rumah sakit. Namun tak lama korban dinyatakan meninggal. (Nimrod)